Dari berbagai segi terdapat banyak perbedaan antara belajar di SMA dengan di perguruan tinggi.
1. Perbedaan yang pertama adalah, jadwal belajar di SMA biasanya
penuh dan telah ditentukan oleh pihak kurikulum sekolah. Siswa tidak
dapat memilih pelajaran sesuka hati dan bersekolah dengan pola datang
pagi pulang sore. Sedangkan di universitas, mahasiswa dapat memilih mata
kuliah yang ia inginkan sesuai dengan kewajiban dan kebutuhannya.
Karena mata kuliah yang dipilih sendiri ini, maka jadwal pun menjadi
tidak teratur. Jadwal masuk manusia menjadi tergantung pada mata kuliah
yang diambil. Terkadang seorang mahasiswa dapat tidak masuk di pagi
hari, dan baru mendapat pelajaran di sore harinya, bahkan kadang tidak
ada mata kuliah sama sekali dalam satu hari.
2. Perbedaan yang kedua adalah, saat di SMA biasanya siswa lebih
pasif. Pelajaran terpusat dari guru dan siswa biasanya hanya menerima
mentah-mentah pelajaran tersebut dari guru. Di SMA pun, kerap kali
biasanya guru lah yang mengejar-ngejar murid jika ada ketidakberesan
dalam belajar si siswa. Namun, di universitas, mahasiswa dituntut lebih
mandiri. Dalam belajar, mahasiswa harus lebih aktif dan berusaha mencari
sendiri hal-hal yang dibutuhkannya untuk belajar. Mahasiswa harus
banyak berinisiatif dan kreatif dalam belajar. Mahasiswa tidak bisa
bergantung pada dosen dan mahasiswa lah yang harus mengejar dosen jika
ada keperluan. Karena dosen tidak akan mau repot-repot mencari mahasiswa
bermasalah namun tidak berinisiatif untuk menyelesaikan masalahnya
sendiri.
3. Perbedaan yang ketiga terletak pada gaya mengajar guru atau dosen.
Di SMA, biasanya gaya mengajar para guru bersifat homogen. Seperti
‘itu-itu’ saja. Masuk ke kelas, menjelaskan panjang lebar, memberi
catatan, tugas dan ulangan. Namun, di bangku kuliah gaya mengajar dosen
sangat berbeda dengan guru di SMA. Perbedaan karakter antar dosen
terlihat lebih jelas dibandingkan antar guru SMA. Gaya mengajar tiap
dosen cenderung berbeda-beda. Misalnya, ada dosen yang tidak masalah
kalau ada mahasiswa yang terlambat. Namun, ada juga dosen yang cuek cuek
saja. Contoh lain, misalnya ada dosen yang menjelaskan materi dengan
sangat rinci bahkan terlalu luas, tetapi ada juga dosen yang menjelaskan
dengan singkat dan hanya akan menjelaskan lebih detail jika ditanya
oleh mahasiswanya.
4. jika di SMA siswa seringkali dimarahi atau bahkan dihukum karena
terlambat, tidak mencatat, tidak membuat tugas, sering bolos, atau
bahkan tidak ikut ujian. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan di
universitas yang cenderung bebas. Saat di universitas, tidak akan ada
yang memarahi jika kita tidak mengerjakan tugas, atau bahkan jika tidak
ikut ujian. Semuanya tergantung pada diri kita. Dosen hanya melaksanakan
kewajibannya sebagai pengajar dan tidak akan mengingatkan kita untuk
melakukan ini itu. Namun, kebebasan ini bukanlah kesempatan untuk
bermain-main. Justru ini merupakan tantangan untuk dapat mengatur diri
sendiri tanpa bantuan orang lain. Seseorang yang berkuliah harus siap
secara mental agar tidak terjerumus ke dalam kebebasan yang ada.
5. Buku adalah teman terbaikmu, tapi tidak pada saat ujian. Kenapa?
Karena terkadang materi yang diujikan tidak ada di buku meski kamu
membacanya dan merangkum isinya sampai tengah malam. Perluas
pengetahuanmu dengan membaca buku, tapi jangan mengandalkan buku teks
saat ujian. Andalkan otakmu dan fakta yang kamu kumpulkan.
6. Dosen tidak pernah salah. Kata-kata dosen adalah mutlak. Kamu
tidak bisa melawannya. Melawannya hanya akan berdampak pada IPK-mu dan
mungkin seluruh kehidupan akademikmu. Jadi, saat mereka mengajar,
perhatikan ceramah mereka, meskipun sangat membosankan. Oh ya, apa yang
ada di ceramah dosen kadang keluar dalam tes, jadi catatlah! Jadilah
siswa aktif yang suka bertanya.
7. Belajar kapanpun, dimanapun. Berbeda dengan bangku SMA, di mana
kita bisa belajar semalam menjelang ujian dan tetap pintar, di bangku
kuliah kamu dituntut untuk belajar sendiri kapanpun kamu sempat.
Biasakan membaca bab selanjutnya sebelum kuliah dimulai. Percayalah,
saat kamu membaca buku teks anak kuliahan, aku percaya kamu tidak akan
bisa mengertinya dalam waktu semalam. Hal ini juga membantumu di kelas,
karena dosen suka siswa yang aktif bertanya tentang materi.
8. Mengerjakan tugas secara bertahap membantu kesehatanmu. Tugas
banyak sudah menjadi ciri umum mahasiswa. Sayangi dirimu dengan cara
membuat skala prioritas dan biasakan mencatat tugas di buku agenda atau
sticky notes supaya pada malam ini, kamu tidak perlu mengerjakan paper
sepanjang 1000 kata yang dikumpul besok pagi. Dengan begitu, kamu tidak
perlu begadang semalaman dan menyiksa dirimu. Beda dengan SMA, di mana
kamu masih bisa lolos dengan mengerjakan PR Biologi saat pagi hari
sebelum kelas dimulai dengan menyalin Punya teman -__-
9. Kau adalah kau. Di bangku kuliah, kamu benar-benar bebas
menentukan pilihan. Apakah kamu mau belajar, terserah kamu. Apakah kamu
mau menjadi residen gamenet, terserah kamu. Apakah kamu ingin IPK
tinggi, terserahmu. Di sisi positifnya, tidak ada lagi guru yang akan
mencukur rambutmu saat sudah gondrong, tidak ada lagi baju seragam, dan
tidak ada lagi ketentuan soal pakaian. Di sisi negatifnya, bagi kalian
yang hidup di “penjara”, mungkin kebebasan yang tiba-tiba ini bisa
berefek buruk.
Sebenarnya masih banyak perbedaan antara belajar di SMA dengan
belajar di universitas. Namun, pada intinya semuanya kembali kepada diri
kita masing-masing. Belajar di universitas butuh kesiapan diri tinggi.
Jika tidak memiliki rasa tanggung jawab, maka kita akan tertinggal jauh
dan akan mengalami kerugian yang besar.
No comments:
Post a Comment